3.12.2013

Pentingnya menjadi pendengar yang baik

Taukah anda betapa pentingnya menjadi pendengar yang baik? Menjadi pendengar yang baik itu termasuk penting, tidak hanya sekedar perlu. Mendengarkan bukan berarti menunggu giliran Anda untuk berbicara, tidak perlu menyela atau menatap jauh tanpa tujuan.

Terkadang lawan bicara kita memiliki sifat yang aktif dengan ego yang tinggi. Bisa jadi lawan bicara kita membicarakan hal-hal yang kita tidak sukai. Dalam waktu-waktu tertentu juga, terkadang lawan bicara menceritakan masalah pribadinya yang membosankan. Tentu hal-hal tersebut sangat tidak nyaman sehingga membuat kita ingin segera memutuskan
pembicaraan dan pergi meninggalkannya.

Namun disitulah tantangannya, menjadi pendengar yang baik merupakan salah satu latihan untuk menjadi pribadi yang tangguh dan sabar. Dengan belajar menjadi pendengar yang baik, kita juga dilatih untuk menekan ego kita. Dengan menekan ego tersebut, tentunya secara langsung maupun tak langsung, kita berupaya agar bagaimana memberikan tanggapan yang sesuai dengan topik pembicaraan yang disampaikan oleh lawan bicara. Misalnya, lawan bicara sedang bercerita tentang kesehariannya yang membosankan. Tentu apa respons kita ketika mendengarkan hal itu, apakah kita harus tertawa? Tentu tidak.

Ada beberapa tips yang saya rangkum dari berbagai referensi, hendaknya kita (termasuk saya) terus berlatih untuk terus meningkatkan kualitas diri dalam hal mendengarkan. Berikut tipsnya. 
  • Pandangan menghadap lawan bicara, Ketika seseorang berbicara kepada kita, tentunya akan merasai dihargai tatkala kita mendengarkan sembari memandang orang tersebut. 

  • Kontak mata, kontak mata merupakan alat komunikasi nonverbal paling penting. Ketika mendengarkan seseorang kemudian anda melakukan kontak mata dengan mereka terlalu keras, maka anda dapat menghentikan pembicaraannya. Anda bisa melakukan kontak mata terhadap sebelah mata lawan bicara selama sekitar 5 detik, melihat mata lainnya selama 5 detik dan kemudian melihat mulut selama 5 detik dan terus berputar dengan cara ini. Dengan cara ini ditambah keterampilan mendengarkan lain seperti mengangguk, kata-kata persetujuan sesekali seperti ‘ya’, ‘He eh’ atau yang lainnya adalah cara terbaik untuk menjaga pembicara berbicara dengan anda dan menunjukkan kepada mereka anda tertarik pada apa yang mereka katakan.

  • Fokus pada lawan bicara, Setelah memandangnya, kita hendaknya fokus untuk mendengarkan apa yang ia ucapkan. Jangan menatapnya dengan pandangan kosong.Simpan dulu ponsel Anda, abaikan dulu bunyi ringtone yang mengganggu pembicaraan (kecuali jika benar-benar urgent, tentunya), dan pastikan Anda tidak melewatkan sedikitpun bahan obrolan.

  • Hindari untuk memotong pembicaraan, Memotong dan menyela pembicaraan bukan hal yang baik untuk dilakukan, terutama saat obrolan semakin serius. Selain tidak menunjukkan etiket yang baik, memotong pembicaraan juga tidak menunjukkan hormat Anda pada lawan bicara. Tahan dan bersabarlah sampai lawan bicara menyelesaikan kalimatnya. 

  • Tunjukkan reaksi, Tunjukkan bahwa Anda mendengarkan ceritanya dengan menjaga kontak mata dan melihat langsung pada lawan bicara. Tunjukkan pula reaksi Anda dengan ekspresi wajah, seperti mengangguk atau mengernyitkan dahi.
  • Buka pikiran anda, Cobalah posisikan diri Anda sebagai lawan bicara. Rasakan apa yang dialaminya. Hindari terlalu banyak berasumsi dan menghakimi dengan pola pikir yang sempit. Buka pikiran Anda atas kondisi yang dialaminya secara keseluruhan, tidak hanya obrolannya saja. 

  • Hindari fokus pada diri sendiri, Saat lawan bicara mengeluarkan keluhannya, Anda mungkin akan terdorong untuk menceritakan pengalaman yang sama yang Anda alami. Ingat, fokus pembicaraan ialah lawan bicara Anda, bukan Anda. Jangan sampai rekan Anda yang mau curhat, malah dicurhati balik oleh Anda. 

  • Aktif merespon pembicaraan, Seorang pendengar yang baik tidak hanya akan menyediakan telinga untuk lawan bicaranya. Dalam mendengarkan obrolan, Anda juga harus aktif memberi respon. Tidak hanya sekedar “oh…” atau “ya, lalu?” tapi sampaikan juga pendapat Anda tentang apa yang sedang dibicarakan

2 komentar: